Pada bulan Pebruari 1958, patroli pemerintah awal 1958, yang pendeta Drost ikut sebagai tamu, menemukan pesta ulat sagu di pusat Kombai. Lokasinya dekat tempat di mana sekarang kampung Ndema berada. Cerita itu sudah ada di website ini.
Foto-foto ini diambil sehari setelah pesta itu selesai. Ada tamu yang sudah bubar, tetapi lain masih ada. Foto itu dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang sangat waspada. Ini adalah tamu yang tidak diundang dan yang tidak diharapkan! Mereka tidak diizinkan masuk bivak pesta itu.
Kalau ada orang, yang masih ingat orang tua bercerita mengenai peristiwa itu, kami senang mendengar cerita-cerita itu! Silahkan isi cerita itu dalam kotak di bawah halaman ini!
Ruben Kwanimba
juli 2, 2020 at 10:19pmMohon koreksi secara baik, karena menurut cerita orang tua sebagai saksi hidup sebenarnya acara pesta ulat sagu dilakukan di Kali bumbu tepatnya di dusun Nejamburu. Sebelah utara Kouh dan sebelah selatan kampung Ugo. Secara logika thn 1958 itu pelayanan injil baru dilakukan di wilayah digul atas bagian utara Tanah Merah. Maka pelayanan di wilayah digul bisa jadi pertimbangan atas koreksi tulisan yang sudah ada.
jpdgroen
juli 3, 2020 at 12:53amTerima kasih atas komentar, Ruben Kwanimba. Sebenarnya tidak perlu dikoreksi, karena pesta yang Anda bicarakan adalah pesta lain. Pesta di kali Bumbu itu tahun 1959. Hampir dua tahun sebelumnya, pada awal tahun 1958, patroli pemerintah Belanda dan pdt Drost tiba-tiba masuk pesta ulat sagu di tempat dekat kampung Ndema sekarang! Bacalah ceritanya di https://www.kombai.nl/2020/03/28/masuk-pesta-ulat-sagu-1958/ Memang benar sekali bahwa saat itu pelayanan Injil belum dimulai.
Fayaho Kwanimba
december 20, 2020 at 12:08amTahun 1959 pesta ulat sagu di kali bumbu dusun marga Amorou yomanggambiya .di hadiri oleh MK Droid JW Meijer dan Vanbenthen. Dan Yab Amorou diambil oleh kepala lama kouh pada saat pesta itu ke kouh diangkat menjadi penatua pertama GGRI kouh.
jpdgroen
december 20, 2020 at 2:54amTerima kasih atas penjelasan!